Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013
Gambar
Hamba Yang Melayani Tuhan (Matius 20: 20 – 28). Konsep tentang menjadi seorang hamba  atau pelayan  pada umumnya dipandang rendah dalam    status masyarakat.  Apapu n di manapun pekerjaannya,  tidak suka  dijuluki   dirinya  sebagai  seorang  hamba  atau pelayan . Pada umumnya dunia menginginkan suatu  jabatan, kedudukan,  pangk at yang tinggi , nama  yang  besar, rumah dan mobil mewah , harta yang banyak  dan  beberapa orang  yang melayani mereka.  Kedudukan, kekuasaan dan popularitas kerap menjadi ukuran seseorang di mata dunia. Seseorang dihormati, dipandang, disanjung dan diutamakan karena memiliki kedudukan, kuasa, harta, dan popularitas.   Itulah  ukuran yang dipakai dunia, lain ukuran yang dipakai Tuhan. Dalam  Khotbah  hari ini, Yesus bersabda :  ”Barangsiapa hendak menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu… hendaklah ia menjadi hambamu” .  Di hadapan  Tuhan Yesus, jalan untuk menjadi terkemuka dan terpandang bukan dengan kekuasan, harta, dan kedud
Gambar
Khotbah Minggu, tanggal 27 Oktober 2013      (Oleh:    Pdt. Ahab Tambun, STh – HKBP Rest. Ajibata). Hamba Yang Melayani Tuhan (Matius 20: 20 – 28). Konsep tentang menjadi seorang hamba atau pelayan pada umumnya dipandang rendah dalam   status masyarakat. Apapun di manapun pekerjaannya, tidak suka dijuluki dirinya sebagai seorang hamba atau pelayan . Pada umumnya dunia menginginkan suatu jabatan, kedudukan, pangkat yang tinggi , nama yang besar, rumah dan mobil mewah , harta yang banyak dan beberapa orang yang melayani mereka.  Kedudukan, kekuasaan dan popularitas kerap menjadi ukuran seseorang di mata dunia. Seseorang dihormati, dipandang, disanjung dan diutamakan karena memiliki kedudukan, kuasa, harta, dan popularitas. Itulah ukuran yang dipakai dunia, lain ukuran yang dipakai Tuhan. Dalam Khotbah hari ini, Yesus bersabda : ”Barangsiapa hendak menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu… hendaklah ia menjadi hambamu” .  Di hadapan Tuhan Yesus, j
Gambar
Credit Union Credit Union  lahir di Jerman pada tahun 1849 di tengah-tengah kondisi sosial ekonomi yang suram. Saat itu terjadi paceklik, banyak penyakit menular, dan lintah darat. Akibatnya banyak orang dari kampung pindah ke kota untuk mencari pekerjaan. Di kota mereka menjadi kuli yang diupah sangat murah. Keadaan semakin parah ketika meletus revolusi industri, yakni tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. Akibatnya pengangguran semakin bertambah dan keadaan ekonomi semakin sulit. Melihat kondisi tersebut timbullah gagasan dari Walikota Flammersfield untuk menolong kaum miskin. Nama walikota itu adalah Frederich Wilhelm Reiffeisen  (1818-1888) , yang kemudian dikenal sebagai pendiri  Credit Union  (CU). Mengamati kondisi masyarakat di atas Sang Walikota mulai berpikir bagaimana menyelamatkan masyarakat tersebut dari kondisi sulit itu, akhirnya ia membuat kebijakan yakni meng umpulkan uang dari sesama miskin kemudian pinjamkan, maka kondisi masyarakat miskin mengala