Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014
Gambar
Program dan Acara WOLK A MILE UEM No Waktu Kegiatan Tempat Volume Pelaksana Keterangan 01 08.00-09.00 Persiapan HKBP Nauli 50 org Pimpinan, UEM,Panitia,Peserta -     Kopi & Teh -     Sarapan pagi Jual Topi, dll Karya UEM Regional Asia HKBP Nauli 500 biji UEM Regional Prosesnya diatur UEM Regional Asia 02 09.00-10.00 Pawai HKBP Nauli menuju HKBP Sigumpar 500 org Pimpinan, UEM, Panitia, Sebahagian peserta Iringan pawai di kawal Foreders, troumpet HKBP Nommensen. Pemberian Aqua gelas pada peserta Pawai Tortor Penyambutan Gerbang HKBP Nommensen   - Tortor tradisional Lusido Pemberian Selempang Gerbang HKBP Nommensen + 20 Org Mahas
Gambar
Renungan Harian: Kamis, 23 Januari 2014 Efesus 1: 9 -10 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. Semenjak dunia dijadikan  Allah ada suatu yang sangat penting yang sekaligus pegangan dan jaminan umat percaya yaitu "Rencana Baik/Sangkap Hatuaon" dari Allah kepada manusia. Rencana Allah tersebut dapat kita ketahui dan dimengerti melalui Firman-Nya. Ketika Allah berbicara melalui nabi-nabi atau para rasul, itu merupakan cara Allah untuk mencapai rencana-Nya di dunia ini (Penyataan Allah ke dunia). Allah tetap bekerja untuk mewujudkan rencana-Nya dengan memakai manusia dan ciptaan lainnya. Cara yang lebih umum yang digunakan oleh Allah adalah berbicara kepada manusia melalui para nabi. Para nabi bukan saja ju
Gambar
Renungan Harian: Rabu, 22 Januari 2014 Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, sebab nama-Nya yang besar. Bukankah TUHAN telah berkenan untuk membuat kamu menjadi umat-Nya? Rancangan Tuhan jauh melebihi dari rancangan manusia. Rancangan manusia belum tentu rancangan Tuhan dan keinginan manusia belum tentu keinginan Tuhan. Perbedaan antara rancangan Tuhan dengan rancangan manusia sangat jauh berbeda yaitu seperti antara langit dan bumi. Tuhan Allah adalah sang arsitek yang agung untuk hidup kita, kehidupan masa kini dan masa depan kita ada ditangan-Nya. Rancangan Tuhan tidak pernah gagal. "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa y
Gambar
Khotbah Minggu, tanggal  19 Januari  2014. (Oleh:   Pdt. Ahab Tambun, STh – HKBP Rest. Ajibata). Rencana penyelamatan bangsa-bangsa adalah merupakan tujuan dan Karya Allah setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Karena itu Allah memilih dan memanggil Abraham dengan perjanjian untuk memberkatinya supaya melalui dia dan keturunannya semua kaum di muka bumi ini akan beroleh berkat. “...olehmu semua kaum di muka bumi ini akan memperoleh berkat” (Kejadian 12: 2-3). Janji Allah itu kemudian diteruskan kepada umat Israel yang merupakan keturunan Abraham secara jasmani. Namun bangsa Israel gagal mengemban tugas yang diberikan Allah untuk membawa terang-Nya kepada bangsa-bangsa lain. Bangsa Israel yang seharusnya pembawa dan menjadi terang di antara bangsa-bangsa kafir yang hidup dalam kegelapan itu, malah jatuh ke dalam penyembahan berhala dan mengikuti pola mengikuti mereka hidup dalam kegelapan. Allah tidak pernah merasa menyesal seperti manusia. Melalui bangsa Israel, manusia telah g
Gambar
Renungan Harian: Sabtu, 18 Januari 2014. Yohanes 15: 9 + 11 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Tuhan Yesus mengajar para murid-Nya tentang kasih Bapa tidak pernah "pilih buluh" dan me­merintahkan mereka untuk hidup dalam saling mengasihi, seperti Bapa mengasihi Anak dan Anak mengasihi Bapa. Adapun tujuan dari saling mengasihi adalah untuk mencapai sukacita yang penuh atau sempurna. Ajaran Tuhan Yesus ini melekat dalam kepribadian para Rasul, sehingga merekapun dapat bersikap bijaksana dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh nyata, Rasul Yakobus, dengan tegas mengingatkan anggota jemaat Gereja Mula-mula agar tidak menimbulkan kesulitan bagi anggota-anggota baru, tetapi sebaliknya justru membantu mereka untuk dapat hidup sesuai dengan perintah Allah yaitu agar saling mengasihi satu sama lainnya. Dengan
Gambar
Arisan Parhalado HKBP Ajibata, 17 Januari 2014.   TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. (Mazmur 118: 14) Bila kita simak dalam sejarah perjalanan bangsa Israel, kesaksian demi kesaksian membuktikan kekuatan Tuhan sungguh luar biasa, bahkan lebih dari itu, Dia adalah Raja Yang Maha Kuasa, Raja seluruh bumi. Dalam kisah kepemimpinan Musa, laut Teberau adalah juga simbol batas kekuasaan Firaun. Menyeberanginya berarti melewati batas kekuasaan Firaun. Sebelum Israel menyeberangi laut Teberau, mereka adalah budak Firaun. Tetapi setelah menyeberanginya mereka menjadi orang merdeka. Di seberang Teberau, dunia menjadi luas, pandangan mata mereka menjadi lapang, beban di pundak telah tiada, dan masa depan yang baru menanti mereka. Penyeberangan di laut Teberau adalah peristiwa penyelamatan yang sangat penting dan menentukan nasib orang Israel. Karena percaya bahwa peristiwa penyelamatan itu berasal dari Tuhan maka Musa bersama orang Israel menyanyikan
Gambar
Renungan Harian: Selasa, 14 Januari 2014 1 Petrus 5: 6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu di tinggikan-Nya pada waktunya. Merendahkan diri mempunyai arti: amat patuh dan menuruti perintah; mengaku salah dan bertobat. Merendahkan diri di bawah tangan ataupun di hadapan Tuhan berarti mengaku berdosa dan menuruti perintah Tuhan. Merendahkan diri memiliki arti yang berbeda dengan kata rendah diri atau minder. Merendahkan diri merupakan lawan kata dari meninggikan diri, merendahkan diri berarti merelakan diri kita berada ditempat yang lebih rendah dari orang lain. Tetapi, kita tidak perlu merendahkan diri sampai kita kehilangan nyawa, karena Yesus telah melakukan hal itu sekali untuk selamanya. Hidup dan perbuatan Yesus menjadi satu tolok ukur bagi kita. Kesombongan dapat menjauhkan diri dari Allah dan dari orang-orang lain di sekitar kita. Allah menetapkan diri-Nya menentang orang yang sombong. Firman Tuhan mengatakan: Demikian jugalah kamu, hai or
Gambar
Renungan Minggu: 12 Januari 2014 Matius 3: 13 - 17 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas- Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak- Ku yang Kukasihi, kepada- Nyalah Aku berkenan." Baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan. Ketika seseorang bertobat dari dosa- dosanya setelah mendengar pemberitaan Yohanes tentang Kerajaan Allah, maka orang tersebut akan dibaptis sebagai tanda pertobatan. Doasa-dosanya telah diampuni oleh Allah dan telah dibersihkan dari segal
Gambar
Renungan Harian: Sabtu, 11 Januari 2014 Mazmur 10: 1 Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan? Pertanyaan yang paling mendasar tentang eksistensi Tuhan adalah: Apakah Tuhan itu ada? Jika ada, dimana? Ketahui dan percayalah bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada dan nyata. Namun seringkali kita mempercayai Tuhan Allah sesuai dengan keadaan kit a. Jika keadaan kita baik maka kita mudah percaya kepada Tuhan. Ketika kita memiliki makanan yang cukup, teman yang baik, keluarga yang harmonis, kesehatan, dan lain sebagainya. Padahal, yang penting bagi orang percaya adalah bagaimana agar kita tetap percaya dan menyembah Tuhan saat keadaan baik atau tidak baik? Ketika suasana tidak baik, pertanyaan ini sering muncul: "Di manakah Tuhan Allah?". Di saat kekerasan, badai dan teror terjadi di muka bumi ini, bagaimana Tuhan Allah memisahkan diri-Nya dari kita dan melihat penderitaan yang kita alami. Dari beberapa kisah tragis yang pernah