Renungan Harian: Jumat, tanggal 06 Juni 2014


Kisah Para Rasul 3: 2 + 8
Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.

Telah menjadi kebiasaan selama berabad-abad bagi para pengemis untuk duduk di tempat umum untuk meminta sedekah kepada orang banyak yang melintas. Tempat-tempat ibadah juga mereka gunakan sebagai tempat yang paling cocok dan populer karena orang yang lewat cenderung lebih mempunyai nilai spritualitas yang tinggi dibandingkan dengan orang di tempat non ibadah.

Kebanyakan mujizat penyembuhan yang ditulis dalam Perjanjian Baru berhubungan dengan penyakit dan kecacatan. Ketika memasuki “Gerbang Indah”, dua orang rasul ini bertemu dengan seorang pengemis yang lumpuh sejak lahirnya. Kebanyakan orang yang melewati gerbang itu paling-paling memandang dengan rasa kasihan dan kemudian memberikan sedekah berupa beberapa keping uang logam, namun dua orang murid Yesus (yang kemudian menjadi rasul) memandang dengan cara yang sungguh lain. Mereka melihat dengan hati yang memprihatinkan kondisi orang lumpuh tersebut dengan kemiskinannya. Dengan sudut pandang Guru mereka yaitu Yesus, mereka melihat seorang anak sangat dikasihi Bapa di surga. Hal inilah yang menggerakkan mereka untuk melakukan sesuatu yang akan memperkenankan keindahan yang memancar. Petrus menyembuhkan orang lumpuh tersebut. Sungguh ajaib pekerjaan Tuhan melalui para hamba-Nya.

Perbuatan Petrus ini, menunjukkan kepada kita betapa Allah ingin membuka mata kita, seperti yang dilakukan-Nya atas diri Petrus dan Yohanes. Dua orang murid Yesus ini tidak dibuat sedemikian terpesona dengan gerbang yang mereka lewati sehingga mereka luput melihat keindahan yang memancar dari orang lumpuh yang sedang duduk di dekat gerbang itu. Dengan memusatkan pandangan mata mereka pada Yesus, sehingga mereka dimampukan untuk melihat apa yang tersembunyi dari mata yang memusatkan pandangan hanya pada dunia ini. Lakukanlah perbuatan yang baik bukan untuk dipuji orang lain, melainkan karena Tuhan telah lebih dahulu berbuat baik kepadamu, kepadaku dan kepada kita semua. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini