Khotbah Minggu: 18 Juni 2017.
HIDUP
DALAM TUNTUNAN DAN ANUGERAH TUHAN.
(Keluaran
19: 2 – 8a).
Saudara-saudara, saya
kasihi dalam nama Tuhan Yesus Kristus….
Selama
empat ratus tiga puluh tahun lamanya orang Israel diam di
Mesir dan setelah empat ratus tiga puluh tahun, mereka keluar dari tanah Mesir
(Bnd. Keluaran 12: 40 – 41). Waktu yang mereka jalani dan lalui di tanah Mesir
bukanlah singkat, tetapi dalam kurun waktu yang cukup panjang. Jika pada masa itu
satu generasi seratus tahun (Umur manusia pada saat itu masih tergolong panjang:
Dalam Kejadian 47: 28, Umur Yakub 147 tahun), berarti mereka tinggal di tanah
Mesir sekitar empat generasi. Tinggal di negeri orang asing, bukanlah hal yang
menyenangkan, itu pasti. Ada peribahasa yang mengatakan: “Dari pada hujan emas
di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri”, artinya bagaimanapun
enak atau senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri
sendiri. Karena orang Israel tinggal di negeri Mesir bukan sebagai
wisatawan atau sebagai tuan, melainkan mereka diperbudak bahkan hidup sebagai
orang yang tertindas dan dianiaya. Penindasan
oleh Firaun bukan hanya sebatas pemaksaan untuk bekerja keras membuat batu bata
untuk pendirian kota-kota Firaun, namun sampai kepada pemerkosaan hak untuk
hidup, yaitu dengan membantai semua anak laki-laki. Tujuan Firaun adalah agar bangsa Israel tidak bertambah banyak atau
berkembang (Keluaran 1: 10).
Saudara-saudara, yang
saya kasihi dalam nama Tuhan Yesus Kristus…
Setelah tiga bulan keluar dari Tanah
Mesir, umat pilihan Tuhan bangsa Israel sampai di kaki Gunung Sinai. Musa naik
ke gunung itu dan Tuhan menunjukkan karya Tuhan dalam perjalanan yang telah
dilalui, dan mengajak memandang ke masa depan yang cerah dan gemilang. Firman
Tuhan yang disampaikan melalui hamban-Nya Musa kepada bangsa Israel: ““…Jika
kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku,
maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa,
sebab Akulah yang empunya seluruh bumi”.” Pada saat inilah, di kaki gunung Sinai
bangsa Israel menyadari bahwa mereka adalah
umat perjanjian dan bangsa pilihan Allah. Betapa luar biasanya, bahwa di tengah
kekayaan Allah, umat Israel menjadi harta kesayangan Allah, bangsa yang dikuduskan
Allah, artinya berbeda dari bangsa-bangsa lain, persekutuan yang hidup dan kehidupannya adalah untuk
melayani Allah dan saling melayani antara sesama, terlebih untuk melakukan
kehendak Allah di tengah dunia ini. Pemilihan Tuhan memang anugerah dan
kebanggaan tersendiri, tetapi bukan untuk disombongkan. Karena menjadi umat pilihan
dan kesayangan Allah adalah panggilan dan tugas untuk Misi Kerajaaan Allah di
dunia ini. Umat Israel menjadi bangsa pilihan Tuhan bukan karena kelebihan
yang mereka miliki dari bangsa lain, tetapi itu adalah karena Anugerah Allah
semata (Ulangan 7: 7-8). Israel menjadi umat Allah menjadi penyataan juga bagi
kita saat ini, bagaimana kita hidup sebagai umat Allah dan bagaimana Allah
berbuat dan berkarya atas umat milik kepunyaan-Nya. Anugerah yang diterima bangsa Israel itu telah nyata dalam
kehidupan kita, melalui kasih Allah yang besar melalui Yesus Kristus kita telah
menjadi bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus umat
kepunyaan Allah (1 Petrus 2: 9). Kita menjadi harta kepunyaan Allah yang
berharga semata-mata hanyalah karena anugerah-Nya, bukan karena kelebihan dan
kebaikan kita.
Saudara-saudara, yang
saya kasihi dalam nama Tuhan Yesus Kristus…
Sebagai orang Kristen umat
yang percaya, kebanggaan kita tidak terletak pada kebanggaan sosial yang
kita dapat saat melayani Tuhan. Kebanggaan kita justru terletak pada
ketaatan kita, walaupun sikap taat itu membuat orang lain mencemooh kita.
Janji-janji Allah jauh lebih indah dari penderitaaan yang kita alami. Janji
Tuhan itu pasti nyata kepada orang yang percaya kepada. Hal itu telah kita rasakan
melalui karya penebusan Kristus dan tuntunan Roh Kudus. Kita harus
berusahabagaimana saya bisa taat kepada Allah, seperti respon bangsa Israel yang mengatakan: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Amin.
Komentar
Posting Komentar