TAON PARASINIROHAON/PARHEHEON AMA HKBP RESSORT LUMBAN JULU 2019.
Sibisa, Minggu 11 Agustus 2019.
HKBP Ressort Lumban Julu merayakan acara Pesta Puncak Tahun Parasinirohaon pada hari Minggu, tanggal 11 Agustus 2019 di Gereja HKBP Sibisa Ressort Lumban Julu. Pesta perayaan ini dihadiri tiap kategorial mulai dari anak sekolah minggu, remaja/pemuda, kaum bapak, kaum ibu, lanjut usia dan juga jemaat penyandang disabilitas (difabel) serta orang yang layak mendapat bantuan karena ekonominya sangat lemah. Khusus jemaat difabel dan orang yang ekonominya lemah akan mendapatkan perhatian khusus dalam acara ini karena Panitia akan memberikan bingkisan kepada mereka dan itulah yang disebut dengan “Ulaon Parasinirohaon” (Diakonia).
Kegiatan Tahun Parasinirohaon (Diakonia) ini dipadukan dengan kegiatan
Parheheon Ama HKBP Ressort Lumban Julu. HKBP Ressort Lumban Julu dipimpin oleh
pendeta ressort yaitu Pdt. Ahab Tambun, STh. HKBP Ressort Lumban Julu ada 10
gereja, 1. Lumban Julu (Sabungan), 2. Hatinggian, 3. Lumban Rang, 4. Pulopulo,
5. Sionggang, 6. Aek Na Tolu, 7. Sibisa, 8. Pangaloan Ail, 9. Binanga Lom dan
10. Huta Na Mora. Kegiatan ini telah dimulai sejak akhir Juni 2019 yang dimulai
dengan berbagai kegiatan olah raga dan diakhiri pada hari Minggu 11 Agustus 2019.
Adapun kegiatan yang dirancang oleh panitia adalah Tarik Tambang, Catur, Volley Ball, Bulu Tangkis, Bola Kaki Sarung +
Musik, Koor, Trio, Vocal Group, Barita Mardongan Poda.
Pada pagi hari,
pukul 09.50 (Minggu, 11 Agustus 2019) Barisan Proesesi berangkat dari rumah
salah seorang tokoh masyarakat di Sibisa yaitu Ny. Manurung Op. Koko Br.
Sihotang. Barisan Prosesi terdiri dari 6 baris, 1. Liturgis, 2. Pengkhotbah, 3.
Bupati Toba Samosir Bapak Ir. Darwin Siagian, 4. Wakil Bupati Toba Samosir
bapak Drs. Hulman Sitorus, 5. Tokoh masyarakat Ny. Manurung Op. Koko Br.
Sihotang dan Marisi Manurung dan 6. Ketua Panitia Edison Sidabalok. Sebelum
kebaktian, tepat di gerbang gereja HKBP Sibisa dilaksanakan pengalungan bunga
kepada orang yang berada di barisan depan seperti telah disebutkan di atas.
Kemudian barisan prosesi disambut oleh tarian anak sekolah Minggu HKBP Sibisa
untuk menuju tempat kebaktian. Dalam acara pelaksanaan kebaktian, pendeta HKBP Ressort Lumban
Julu, Pdt. Ahab Tambun, STh menjadi petugas
liturgis dan
Kepala Departemen Koinonia HKBP Pdt.
Dr. Martongo Sitinjak bertugas untuk menyampaikan
firman Tuhan (Pengkhotbah) yang diambil dari Injil Matius 8: 23 – 27. Kebaktian
berlangsung dengan hikmat. Dalam khotbahnya bapak Pdt. Dr. Martongo Sitinjak mengajak semua jemaat HKBP khususnya kaum bapa (Ama)
benar-benar meninggalkan kebiasaan lama yang hanya dikedai tuak. Mari datang
kepada Yesus dan bertindaklah Ama menjadi kepala keluarga dan imam di
tengah-tengah keluarganya sendiri. Selama kaum bapa tidak benar-benar menjadi
kepala keluarga dan imam untuk keluarganya sendiri maka kita tetap berada dalam
kemiskinan. Tetapi jika kita mau berubah dan benar-benar mau bekerja dan
menjadi teladan maka kita dan keluarga kita akan menjadi keluarga yang
sejahtera. Apalagi pemerintah telah benar-benar memperhatikan daerah kita ini
sekitaran Danau Toba. Sebentar lagi daerah ini akan sangat maju. Bagaimana kita
merespon itu? Apakah kita termasuk sebagai pelaku kemajuan tersebut atau hanya
sebagai penonton saja. Jika Restoran yang mewah berdiri di sekitar daerah Sibisa
ini, pasti mereka memerlukan hasil bumi untuk kebutuhan di restoran untuk
kebutuhan para tamu. Jika mutu hasil bumi kita baik maka mereka mau membeli
hasil bumi kita, tetapi jika mutu hasil bumi kita tidak baik maka mereka akan
membeli dari luar daerah ini. Jika mereka membeli bahan-bahan yang mereka
perlukan dari luar daerah maka kita hanya sebagai penonton saja dalam hal
kemajuan tersebut. Untuk itu bergegaslah dan bekerjalah.
Semua rangkaian acara berjalan dengan lancar dan berakhir dengan baik. Dan
sebagai inti Parasinirohaon (Diakonia) adalah menolong orang yang patut
ditolong. Maka dalam acara ini Panitia memberikan bantuan kepada beberapa orang
difabel dan orang yang layak mendapat bantuan. Hal inipun direspon baik oleh Bupati
Toba Samosir bapak Ir. Darwin Siagian selaku pemerintah daerah. Bupati Toba
Samosir berjanji untuk memperhatikan dan membantu mereka. Berikut nama-nama
difabel dan orang yang patut mendapat uluran tangan: 1. Tua Nadeak, 2. Op.
Kevin Br. Siahaan, 3. Morgan Ambarita, 4. Op. Rodo Br. Naibaho, 5. Mesry
Marbun, 6. Op. Sanny Br. Sirait, 7. Op. Karyana Br. Sirait, 8. Lowis Fanderwik
Marpaung, 9. Cahaya Manurung, 10. Cornel Sijabat, 11. Rifa Sinurat, 12.
Listeria Manurung, 13. Hendrik dan 14. Romauli Sirait.
Acara berakhir
pada pukul 17.00 WIB yang diakhiri dengan bernyanyi dan berdoa yang dipimpin
oleh Kepala Departemen Koinonia HKBP bapak Pdt. Dr. Martongo Sitinjak.
Latar belakang:
Pimpinan HKBP
telah menentukan dan menetapkan bahwa Tahun 2019 berorientasi dalam
pelayanan Diakonia “Ulaon Parasinirohaon”, dengan
terang thema: Mangulahon Parasinirohaon Tu Angka Na Pogos (Lukas 4: 16 – 21). Sub thema: Nasa Nabinahenmuna Tu
Angka Na Metmet On, Na Tu Ahu Do I (Mateus 25: 40).
Program yang telah dicanangkan oleh pimpinan HKBP dalam tahun 2019 ini
bukan sekedar wacana tetapi harus mendarat dan sampai kepada sasarannya melaui
Program di tingkat Distrik, Ressort dan Jemaat. Dalam tingkat Ressort, khususnya
di HKBP Ressort Lumban Julu dalam Rapat
Ressort (Rapat Awal Tahun: Menentukan Program dan Anggaran) pada hari
Jumat, tanggal 08 Pebruari 2019 bertempat di HKBP Lumban Julu telah membahas
dan menetapkan bahwa “Ulaon Parasinirohaon” menjadi program utama dalam tahun
2019 yang dipadu dengan “Parheheon Ama” HKBP Ressort Lumban Julu. Maka pada
bulan Mei dibentuklah Panitia Taon Parasinirohaon/Parheheon Ama HKBP Ressort
Lumban Julu sebagai motor kegiatan ini (Panitia:
Ketua
Umum: Edison Sidabalok. Ketua Pelaksana:
Waren Sinaga. Wakil Ketua: CSt. Mardi Purba. Sekretaris: Bernad Sitorus. Bendahara:
Mangaratua Nadapdap).
“Ulaon
Parasinirohaon” di HKBP Ressort Lumban Julu dipadu dengan “Parheheon Ama” untuk satu sasaran yakni: Untuk mengembalikan jati diri kaum bapak sebagai Imam dan Kepala
Keluarga, karena memang posisi bapak di
dalam satu keluarga adalah
Imam dan Kepala Keluarga.
Tugas panggilan sebagai imam dan
kepala keluarga di tengah keluarga, melalui
kegiatan Tahun Parasinirohaon/Parheheon Ama,
kaum bapak akan dibekali dan membekali diri untuk mewujudkan tugas dan
tanggungjawab sebagai imam. Sehingga benar-benar dimampukan untuk menjadi imam dan kepala keluarga di
tengah-tengah dan
dalam keluarganya sendiri.
Tujuan:
Seluruh Jemaat dan Majelis HKBP Ressort Lumban Julu sadar dan terpanggil
untuk melakukan pekerjaan Diakonia (Mangulahon Ulaon Parsinirohaon) kepada orang yang lemah dan memang
benar-benar butuh uluran tangan.
By: Pdt. Ahab Tambun, STh.
Komentar
Posting Komentar