HKBP  RESSORT  AJIBATA,  KINI  BANGKIT  KEMBALI.
(Pdt. Ahab Tambun, STh).  
Kemelut yang terjadi di masa lampau dalam tubuh HKBP boleh dikatakan membawa dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak postifnya secara umum adalah seluruh warga HKBP (baik para majelis dan warga jemaat) semakin dewasa untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam tubuh HKBP dan memiliki iman yang semakin teguh dalam kepada Tuhan. Namun di sisi lain sebagai dampak negatifnya kurangnya perhatian para majelis dan warga jemaat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dalam bidang fisik maupun rohani. Suatu hal yang pasti dalam kemelut: Perhatian, pemikiran, tenaga dan segala kegiatan para mejelis bersama dengan warga jemaat terfokus hanya untuk mengurus permasalahan yang terjadi.   
Dengan terjadinya konflik dalam tubuh HKBP, secara khusus HKBP Ressort Ajibata sangat dan sangat mengalami kerugian dan kehilangan. Karena hanya untuk membicarakan persoalan dan untuk mencari jalan keluar dari persoalan yang terjadi, sehingga pembangunan di bidang fisik dan rohani terabaikan dan solusi persoalanpun tidak ditemukan. Boleh dikatakan HKBP Ressort Ajibata termasuk salah satu yang sulit menerima Rekonsiliasi. Walaupun dalam waktu yang cukup panjang untuk mencari solusi dalam hal penyatuan HKBP Ressort Ajibata tidak mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan kedua belah pihak. Pada akhirnya, mau tidak mau, rela atau tidak rela: “Sebahagian besar para penatua dan warga jemaat” dari satu kelompok keluar dari HKBP Ajibata dan mendirikan gereja HKI di Ajibata. Bukan hanya di Ajibata, ternyata juga di HKBP Motung sebagai salah satu pagaran dari HKBP Ressort Ajibata juga mendirikan gereja HKI. Perpecahan di gereja HKBP di Motung memang bukan semata-mata karena terjadinya kemelut di HKBP secara umum tetapi sebelumnya juga telah terjadi persoalan di tengah-tengah gereja atas dasar permasalahan keluarga dalam warga jemaat. Boleh dikatakan, kemelut HKBP adalah sebagai bom waktu bagi HKBP Motung yang pada akhirnya membuahkan berdirinya HKI di Motung sebagai pagaran HKI Ajibata.  
Nasi telah menjadi bubur. “Habis Arang So Himpal Bosi”. Dalam hal perpecahan yang menang jadi arang dan yang kalah menjadi abu, sama-sama dirugikan kedua belah pihak. Kita tidak perlu mencari kambing hitam untuk disalahkan. Manusia hanya berencana, namun kehendak Tuhanlah yang jadi. Sungguh benar apa yang dikatakan Firman Tuhan dalam kitab Amsal 16: 9: “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya”. Kita harus percayai dan aminkan, ”Bukan kehendak kita, kehendak Tuhan jadilah”. Maka dari itu, yang penting adalah kita harus membenahi apa yang masih ada. Mari kita tinggalkan segala pemikiran dan tindakan yang tidak membangun yang mungkin juga menimbulkan perpecahan. Kini HKBP Ressort Ajibata mendapat angin segar, sehingga dalam kasih karunia Tuhan dapat berbenah diri dalam pembangunan rohani dan fisik. Ini terbukti dari keseriusan para majelis dan warga jemaat HKBP Ressort Ajibata dengan anak rantau di bawah kuasa dan bimbingan Tuhan sehingga mampu mendirikan satu unit “Rumah Dinas Pendeta HKBP Ressort Ajibata”.
Pembangunan Rumah Dinas ini dimulai pada tanggal 17 Mei 2012 (tepat pada Pesta Peringatan Kenaikan Tuhan Yesus). Proses pembangunan berjalan sekitar 1 tahun. Panitia Inti pembangunan ini adalah: Ketua Umum: Drs. Raja Pangihutan Sirait (CV. Miduk Arta), Ketua Pelaksana: Tuan Nanser Sirait (CV. Citra), Wakil Ketua: St. L. O. Sirait, Sekretaris: St. Rg. Damanik dan Bendahara: St. D. Silitonga.  

Tepat pada hari Jumat, tanggal 27 Desember 2014 Rumah Dinas ini dresmikan oleh Ompu i Ephorus HKBP Pdt. Willem T. P. Simarmata, MA dengan penandatangan Prasasti dan pengguntingan pita oleh Ompung Boru, Br. Purba.  Seluruh acara berjalan dengan baik dan lancar yang dipandu oleh pendeta HKBP Ressort Ajibata yaitu Pdt. Ahab Tambun, STh. Mulai dari Doa pembukaan – penandatangan prasasti – pengguntingan pita – membuka pintu (Mangungkap Bahal) dan diakhiri dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh praeses HKBP Distrik IV Toba, Pdt. Robert Silaban, STh berlangsung sekitar 75 menit. Acara peresmian rumah dinas berakhir dengan penuh rasa sukacita dan rasa syukur kepada Tuhan. Tepat pada pukul 10.00 WIB Ompu i Ephorus melanjutkan tugasnya untuk acara pemberkatan pernikahan putra bungsu dari Tuan Nanser Sirait yakni Candra Hawer Goms Sirait dengan Tety Evelina Siringoringo. (Pdt. Ahab Tambun, STh).

(Rencana, akan diterbitkan dalam Majalah Immanuel HKBP Edisi berikutnya).  Jika ada kritik terhadap tulisan, penulis bersedia menerima saran dan kritik yang sehat. Selamat pagi dan terima kasih. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini