RENUNGAN HARIAN: KAMIS. 22 JANUARI 2015.
Ulangan 8: 7
Sebab TUHAN, Allahmu, membawa
engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air
dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung.
Masih banyak manusia menjalani
hidup tanpa mengetahui "arti kehidupan" yang sebenarnya. Mereka
bangun pagi, tetapi tidak mengetahui dari mana mereka terima hidupnya hingga
masih boleh bangun dari tidurnya. Sibuk sepanjang hari dengan berbagai aktivitasnya,
tetapi tidak mengetahui dari mana kekuatan yang mereka peroleh. Pada waktu
malam hari mereka istirahat (tidur) dan dapat kembali bagun pagi dan seterusnya
tetapi tidak pernah mengerti tujuan dan arah hidupnya, padahal Tuhan
menciptakan kita dengan satu tujuan yang pasti. Yaitu kemuliaan Tuhan dan damai
sejahtera bagi manusia itu sendiri.
Sebagian orang ada yang tujuan
hidupnya adalah kesuksesan dengan meraih banyak harta atau kekayaan. Tetapi
kekayaan bukanlah tujuan hidup yang sebenarnya. Kekayaan memang merupakan salah
satu dari berkat yang Tuhan ingin kita nikmati dalam hidup ini. Tetapi bukan
tujuan hidup yang sesungguhnya. Kekayaan hanyalah sarana yang Tuhan berikan
kepada kita untuk terus berjalan sampai kita raih tujuan yang sesungguhnya yang
Tuhan rancangkan bagi kita sejak semula. Tuhan telah merancang hidup kita
sedemikian rupa. Dan seringkali tuntunan dan rancangan Tuhan dalam hidup kita
tidak bisa kita mengerti secara cepat atau lambat, tetapi kita harus minta agar
Tuhan bekerja dalam hidup kita sehingga kita bisa mengerti apa yang
sesungguhnya Tuhan rancang dan kerjakan atas hidup kita.
Pernahkah saudara memperoleh
sesuatu yang tampaknya mustahil? Mungkin itu hanya memenuhi kebutuhan,
kesembuhan secara ajaib, atau solusi atas masalah yang rumit yang kita hadapi.
Biasanya sesaat setelah mengalaminya, hati kita akan meluap dengan sukacita dan
bersyukur. Tetapi, berapa lamakah ucapan syukur itu bertahan? Perubahan seperti
apakah yang terjadi dalam hidup kita karena hal itu? Bangsa Israel mendapatkan
sesuatu yang sepertinya mustahil: Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan di
Mesir. Lalu Dia membawa mereka mengembara di padang gurun selama empat puluh
tahun demi merendahkan hati mereka dan membuat mereka berpegang pada
perintah-Nya. Tuhan menjanjikan: "Membawa engkau masuk ke dalam negeri
yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari
lembah-lembah dan gunung-gunung". Pada akhirnya, Tuhan membawa mereka
masuk ke tanah perjanjian yang penuh dengan kelimpahan walaupun Tuhan tahu
sebenarnya, selalu ada kecenderungan melupakan diri-Nya saat bangsa Israel
hidup dalam kenyamanan dan kelancaran. Oleh karena itu, Tuhan perlu
memperingatkan mereka: “Melupakan Tuhan bukan hanya tidak lagi mengakui
keberadaan-Nya, tetapi juga berarti tidak lagi hidup menurut perintah-Nya dan
menjadi tinggi hati dengan menganggap segala yang mereka peroleh sebagai hasil
kerja keras mereka”.
Apakah saat ini kita sedang
dipenuhi dengan rasa ucapan syukur karena memperoleh sesuatu yang sepertinya
mustahil? Pernahkah saudara berpikir bahwa masih sangat banyak yang Tuhan
sediakan bagi kita? Ketika Tuhan memberikan ikan kepada Petrus dan
kawan-kawannya, maka perahu mereka tidak mampu menampung ikan yang tertangkap
(Lukas 5: 7). Ketika Tuhan memberi makan lima ribu orang laki-laki, ditambah
wanita dan anak-anak, masih ada sisa dua belas bakul penuh roti (Yohanes 6:13).
Tuhan selalu memberikan lebih dari cukup, tergantung bagaimana kita meminta dan
dan mengelolanya. Hari gini... seharusnya tidak ada lagi yang masih hidup dalam
kebodohan dan terlantar karena kekurangan. Satu hal yang saya yakini adalah
suatu saat mereka akan maju, menjadi cerdas, sehat dan terampil dan menjadi
pemimpin karena kuat kuasa dan penyertaan Tuhan. Amin.
Komentar
Posting Komentar