Hamba Yang Melayani Tuhan
(Matius 20: 20 – 28).

Konsep tentang menjadi seorang hamba atau pelayan pada umumnya dipandang rendah dalam  statusmasyarakat. Apapun di manapun pekerjaannya, tidak suka dijuluki dirinya sebagai seorang hamba atau pelayan. Pada umumnya dunia menginginkan suatu jabatan,kedudukan, pangkat yang tinggi, nama yang besar, rumah dan mobil mewah, harta yang banyak dan beberapa orang yang melayani mereka. Kedudukan, kekuasaan dan popularitas kerap menjadi ukuran seseorang di mata dunia. Seseorang dihormati, dipandang, disanjung dan diutamakan karena memiliki kedudukan, kuasa, harta, dan popularitas. Itulah ukuran yang dipakai dunia, lain ukuran yang dipakai Tuhan. Dalam Khotbah hari ini, Yesus bersabda”Barangsiapa hendak menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu… hendaklah ia menjadi hambamu”.  Dihadapan Tuhan Yesus, jalan untuk menjadi terkemuka dan terpandang bukan dengan kekuasan, harta, dan kedudukan, tapi dengan menjadi pelayan bagi sesama. Firman ini di kalangan banyak orang mungkin kedengarannya aneh dan berlawanan. BagiTuhan Yesus, hal ini bukanlah hal yang mustahil.  Dia adalah Anak Allah yang begitu agung dan nama-Nya tersohor sepanjang masa telah merendahkan diri dan datang ke dunia (Ber-Kenosis). Dari Tahkta Kerajaan Surga turun ke dunia dan telah menjadi bagian dari manusia. Turut merasakan apa yang dirasakan manusia yaitu penderitaan akibat dari pada dosa. Bukan hanya itu, Dia melayani banyak jiwa/orang, bahkan rela mati demi keselamatan umat manusia. Ia telah memilih jalan salib atau Via Dolo Rosa. Itulah pelayanan yang paling mulia dan agung yang pernah terjadi dan tetap akan menggugah dan memperbaharui kepribadian umat manusia.

Pemahaman Yang Salah:   Tentang Panggilan Sebagai Hamba atau Pelayan Tuhan.
Seseorang mau dan merelakan dirinya sebagai hamba atau pelayan Tuhan, terfokus dan hanya menginginkan upah dan tempat yang enak-enak saja, itu salah besar. Murid Yesus bernama Yakobusdan Yohanes, anak-anak Zebedeus, dipanggil menjadi murid Tuhan Yesus dengan satu tugas (Matius 10: 1- 2, 5 -10), sehingga fokusnya hanya kepada upah bukan kepada tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada mereka. Kita sering jadi lupa akan tujuan panggilan kita sebagai hamba Tuhan (Semua Pengikut Kristus) dan memfokuskan diri hanya kepada upah saja, padahal tidak melakukan tugas panggilan kita masing-masing sesuai dengan talenta yang kita terimaBanyak di antara kita umat Kristen murah tersinggung, kecewa sehingga mendirikan sekte lain bahkan mungkin ada yang beralih menjadi non Kristen. Orang-orang Kristen yang demikian adalah orang Kristen yang kekanak-kanakan secara rohani. Masih perlu adanya tahap pendewasan iman.  

Pemahaman Yang Benar:   Tentang Panggilan Sebagai Hamba atau Pelayan Tuhan.
Dipanggil menjadi orang Kristen adalah untuk melayani bukan untuk dilayani.
Seseorang yang dipanggil untuk melayani Tuhan, harus jelas: “bahwa dia dipanggil oleh Tuhan”. Yang dipanggil untuk melayani Tuhan, dia akan mengerjakan sesuatu menurut panggilan Tuhan dan bukan menurut kehendaknya sendiri. Jika hal itu belum terpatri dalam diri seorang hamba Tuhan bagaimana mungkin pelayanannya menjadi kuat. Mungkin akan menjadi batu sandungan bagi banyak orang, jika mereka yang melayani banyak jiwa dan seharusnya meneguhkannya, ternyata mereka sendiri berada dalam kegoncangan. Kalau saudara sendiri belum jelas, bagaimana saudara dapat memimpin orang lain? Kalau saudara sendiri berada dalam kegelapan, bagaimana saudara dapat mengeluarkan orang lain dari kegelapan masuk ke dalam terang? Kalau saudara tidak mempunyai suatu keyakinan yang teguh, bagaimana saudara bisa meneguhkan orang lain? Itu tidak mungkin. Dalam diri Yesus Kristus kita tidak pernah melihat kepemimpinan-Nya dibarengi dengan keraguan. Hal yang pasti, dalam Yesus Kristus ada keyakinan yang penuh akan panggilan dan kuasa Allah.  
Semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus telah dipanggil Tuhan dalam persekutuan Jemaat-Nya, baik sebagai jemaat maupun majelis. Tuhan berkenan memanggil kita menjadi hamba-Nya sebagai pelayan, untuk melakukan kehendakNya, bukan kehendak kita sendiri. Jika kita memaksakan kehendak kita, maka kita bukan lagi hamba tetapi telah menjadi tuan. Umat Tuhan dalam suatu persekutuan seharusnya melaksanakan pelayanan dengan segala ketulusan dan tidak perlu ada kekecewaan. Seorang hamba Tuhan tidak perlu mengatakan kepada tuannya bahwa ia telah bekerja keras, banyak berbuat baik hanya supaya ia mendapat pujian. Itu sudah bagian dari tugasnya panggilan sebagai seorang hamba. Memang semua hamba Tuhan yang ada pasti berbeda cara Tuhan memanggilnya. Mungkin ada dari hamba Tuhan dengan mengalami pergumulan yang lama dan menyakitkan. Tetapi satu hal yang harus dipegang Hamba Tuhan adalah “Mengenal Allah sebagai si Pemanggil, tahu kehendak Allah dan rela menjalankan kehendak Allah”. Ini adalah suatu yang sangat penting dan mendasar bagi yang mau dan rela menjadi hamba Tuhan. Sebagai pengikut Kristus, mari kita meneladani hidup dan perbuatan Kristus agar pelayanan kita menjadi berkat bagi banyak orang bahkan jadi berkat bagi dunia (Bnd, Kej 12: 2). Amin. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini