Khotbah Minggu, tanggal 06 Oktober 2013

     (Oleh:   Pdt. Ahab Tambun, STh – HKBP Rest. Ajibata).


MENERIMA HATI DAN ROH YANG BARU
(Yeheskiel 36:  22 – 32).

Pengantar.
Kasih Allah terhadap umat manusia tidak pernah berubah. Ketika umat-Nya bangsa Israel diijinkan Tuhan menjalani pembuangan di tengah-tengah bangsa kafir, bukan untuk menyingkirkan mereka dari hadapan Allah, melainkan bertujuan untuk menyadarkan umat dari dosa perbuatan  mereka. Melalui proses penyadaran yang dialami oleh umat Israel selama masa pembuangan, hati mereka ditahirkan dan dibaharui. Tuhan menginginkan adanya pembaharuan secara totalitas yaitu pemulihan hubungan dengan Tuhan, tidak lagi menyembah ilah-ilah lain selain Allah. Dalam Yeh. 36: 25, dikatakan: “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu, Aku akan mentahirkan kamu”. Allah membuat inisiatif dan bertindak untuk mencurahkan air jernih yang fungsinya untuk mentahirkan dosa-dosa umat, bukan atas permintaan umat-Nya. Hal itu terjadi karena hanya Allah saja yang memiliki air jernih yang mampu membersihkan umat dari seluruh kenajisannya. Semua umat berperan sebagai penyambut dan penerima  air jernih milik Allah. Dengan demikian air jernih yang digunakan dalam nubuat nabi Yehezkiel berfungsi sebagai pengampunan dan pengudusan atas inisiatif Allah sendiri. Tindakan Allah yang mentahirkan umat Israel akan menghasilkan kehidupan yang diperbarui, karena Allah telah mengaruniakan “hati yang baru dan roh yang baru”. Dalam dunia Perjanjian Lama, HATI dipahami sebagai central dari kepribadian manusia. Manusia bertidak sesuai atau bersumber dari hatinya. Sedangkan ROH dipahami berasal dari Allah. Roh dari Allah yang ada pada manusia bukan semata-mata untuk kepentingan manusia.  Roh Allah diberikan untuk mengubah hati manusia.  Manusia yang semula menjauh dari Allah, maka oleh karya Roh Allah umat-Nya akan diubah dan kembali terarah kepada Allah.  Tujuan dari segala karya Allah, termasuk penngubahan hati dan roh manusia, adalah demi kemuliaan dan hormat nama-Nya. Jika hati dan roh umat telah diperbaharui oleh Allah, maka umat akan mengalami kelahiran baru, kelakuan yang baru, suatu kehidupan yang baru bersama dengan Tuhan. Manusia tidak lagi memusatkan diri pada misi pribadinya atau bersifat duniawi, melainkan misi Kerajaan Allah atau bersifat surgawi. Segala sesuatunya yang dikerjakan adalah untuk kemuliaan Allah (Bnd. Doa Bapa Kami: Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga).

Penjelasan.
Terjadinya pembuangan bangsa Israel, bukan  berarti Allah tidak mengasihi mereka, hal itu dilakukan karena Ia tidak mau membiarkan kekudusan nama-Nya dinodai oleh umat-Nya.  Di sisi lain Allah tetap menyatakan janji-Nya untuk memulihkan dan mengembalikan Israel ke Tanah Perjanjian-Nya.  Allah akan bekerja dalam hati umat-Nya, mengganti hati mereka yang keras seperti batu dengan hati yang lemah lembut. Roh Allah akan senantiasa memimpin umat-Nya hidup menurut ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum-Nya. Untuk lebih jauh kita ketahui karya Allah bagi Israel dan juga bagi kita pengikutnya, perlu kita pelajari beberapa hal:
1.      Dasar Tindakan Allah
Israel dibuang oleh Allah ke tanah asing, karena mereka telah menodai kekudusan nama Allah.  Mereka telah menduakan Allah.  Hati mereka telah menjauh dari Allah, dengan menyembah ilah-ilah lain. Tujuan Yehezkiel adalah untuk mendorong kaum terbuang tetap setia kepada Tuhan sehingga Ia akan memenuhi janji-Nya.  Tuhan berjanji untuk membawa pulang kaum terbuang ini ke Tanah Perjanjian.  Ia berjanji bahwa umat-Nya akan membangun kembali Bait Suci dan kota Yerusalem. Allah akan memenuhi perjanjian-Nya bukan karena keinginan manusia.  Adalah kebenaran dalam Alkitab bahwa manusia berdosa tidak pernah mencari dan mendambakan Allah. Hati manusia yang tidak mencari Allah menjadi gelap.  Pikirannya menjadi licik, sebagaimana Nabi Yeremia katakan: “Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu; siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yer. 17:  9). Allah bertindak atas diri-Nya sendiri karena nama-Nya yang kudus, demi eksistensinya yang Maha Kudus. Allah tidak mengingkari sifat-sifat dan kesempurnaan-Nya.  Allah tidak pernah mengingkari segala keputusan-Nya. Allah melakukan hal yang tidak mungkin dapat dikerjakan oleh manusia bahkan juga oleh dewa-dewa buatan tangan manusia bahkan ilah-ilah lain Tindakan Allah adalah bukan kepentingan manusia tetapi murni untuk kemuliaan nama-Nya yang walaupun manusia terlibat di dalamnya.   

2.      Isi  Tindakan Allah
Pada saat Allah mengumpulkan umat untuk kembali ke tanah air, sesungguhnya ini mengingatkan kita kepada karya Allah sebelumnya yaitu Allah menuntun kaum Yakub dari tanah perbudakan (Mesir) menuju tanah perjanjian.  Tindakan Allah ini sebenarnya membuktikan bahwa Ia bertindak demi kasih setia-Nya kepada umat pilihan-Nya; Ia tidak mengingkari apa yang Ia telah kerjakan sebelumnya.  Mengumpulkan umat-Nya kembali hendak mencelikkan mata umat manusia, bahwa Tuhan tidak pernah gagal dengan kuasa-Nya dalam tindakan-Nya. Tujuan Allah mengumpulkan kaum-Nya yang berserak juga untuk membuat mereka sebagai umat yang mendengarkan firman-Nya.  “Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan” (Ulangan 30: 14). Pada zaman pembuangan dan sesudahnya, nubuat tentang keselamatan memperkaya pola pemikiran umat Israel tentang Roh. Nabi Yeheskiel menghibur umat Israel yang berada dalam pembuangan Babel dengan janji akan dicurahkan Roh Allah ke dalam hati seluruh umat. Allah akan mentahirkan mereka.  Allah memberikan hati yang baru.  Allah memberikan roh yang baru di dalam batin.  Allah memberikan hati yang lembut.  Allah mengaruniakan hati yang taat. Allahlah yang bekerja untuk membuat perubahan di dalam diri mereka. Dengan Roh, Allah akan membersihkan umat-Nya. Dia akan mengubah hati mereka dengan hati dan jiwa yang baru. Tuhan Allah akan menempatkan kepada mereka hati dan roh yang baru sehingga mereka mencintai dan mematuhi hukum dan perintah Allah dan tidak menyembah ilah lain lagi. Dalam Perjanjian Baru Rasul Paulus menulis bahwa Roh ini adalah meterai keselamatan karena seseorang percaya, sekaligus jaminan bagi kita sampai kita memperoleh seluruh keselamatan kita (Epesus 1: 13 - 14).  Roh yang dari Allah adalah jaminan dari Allah kepada manusia agar kita menjalani jalan keselamatan, hingga kelak kita akan dipermuliakan selama-lamanya. Allah juga menjanjikan tempat kediaman yang baru, berarti tindakan Allah berjalan dengan sempurna Allah mengingat perjanjian-Nya, Allah memulihkan umat-Nya, dan Allah mengindahkan perjanjian-Nya.  “Kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.”  

3.      Efek dari Tindakan Allah.
Tindakan Allah membawa pembaruan atau angin segar. Pertama, bersifat moral.  Allah yang maha kudus menghendaki umat-Nya agar hidup dalam  kekudusan seprti Dia adalah kudus Allah menghendaki dari mereka yang ada dalam pembuangan agar semua kenajisan disingkirkan dari antara umat yang sekaligus sebagai tanda seseorang menjadi umat perjanjian Allah adalah hidup kudus Jika Allah yang mereka sembah dan dimuliakan berlawanan dengan dewa-dewa atau ilah-ilah bangsa asing, maka umat Allahpun harus hidup berlawanan dengan gaya hidup bangsa-bangsa asing di sekitarnya. Kedua, dampak lainpun dirasakan secara nyata oleh umat Allah Berkat Tuhan melimpah. Tuhan yang menjanjikan tempat tinggal, adalah Allah yang akan mencukupi kebutuhan umat-Nya.  Damai sejahtera yang Allah janjikan bukan sebuah slogan, tetapi nyata dalam kehidupan mereka yang walaupun mereka masih dalam pembuangan Bukan merupakan suatu ideologi, tetapi jadi realitas dalam kehidupan  mereka Allah yang melakukan tindakan-tindakan yang agung, Dia jugalah Allah yang akan memenuhi segala kebutuhan hidup umat-Nya.

Aplikasi/Penarapan.
1.      Pertobatan dalam diri seseorang bukan usaha manusia semata, tetapi adalah karya Allah yang dimulai dengan merubah hati yang keras menjadi hati yang lembut. Melembutkan hati manusia yang sekeras apa pun. Diperbarui oleh Allah dengan meberikan hati dan roh yang baru, maka pengikut-Nya akan mengalami perubahan yang nyata dalam kehidupannya, hidup lahir baru, suatu kehidupan yang baru bersama-sama dengan Tuhan.  Manusia tidak lagi memusatkan diri pada misi pribadinya (egois, cemburu, menindas dll), melainkan misi Allah. Apapun yang dikerjakannya adalah semata-mata untuk kemuliaan Allah. Demikianlah kita sebagai umatNya, juga diundang untuk menyerahkan hidup kita dibimbing Roh-Nya yang kudus untuk misi Allah dalam hidup kita. Hati lama kita mengeras sebagai akibat dari dosa, miskin kehidupan rohani, kebodohan dan juga menjadi keras kepala. Oleh karena anugerah Tuhan, hati yang keras tadi digantikan dengan hati yang lembut, sensitif terhadap dosa, tunduk dan patuh kepada kehendak Allah. Dikuduskan dan menjadi tempat hukum-hukum Allah ditulis dan Injil Kristus diletakkan. Hati yang bersih dari segala infeksi dosa, dibaharui oleh kasih dan karunia Allah, diberikan prinsip-prinsip hidup yang baru, tujuan hidup yang baru, menjadi manusia yang baru (Efesus 4: 24).

2.      Menerima HATI dan ROH yang baru bukanlah berarti mengganti organ tubuh kita, melainkan mengubah hati kita. Hati lama kita yang keras membatu diubah menjadi hati yang lemah lembut.
Ilustrasi: Orang yang telah menerima Hati dan Roh yang baru.
Pada awal tahun 1970-an, seorang teroris yang sangat mahir mempergunakan senjata api yang bernama Roger Arienda. Ia membuat suatu komplotan yang berencana akan membunuh presiden Filipina, Ferdinand Marcos. Namun komplotan ini berhasil diketahui oleh pemerintah dan Roger Arienda dijatuhi hukuman penjara selama 12 tahun. Roger Arienda masuk ke dalam penjara pada tahun 1972.  Pada tahun pertamanya di dalam penjara, ia merasa sangat benci dan dendam terhadap presiden Marcos. Ia bertekad, jika ia telah selesai menjalani hukuman dan keluar dari penjara, ia akan berusaha lagi untuk membunuh presiden Marcos. Pada tahun ketiga, ia melihat ada sebuah buku yang sampulnya berwarna merah. Ia berpikir, jangan-jangan ini adalah “buku merah”-nya Mao Zedong, pimpinan komunis Cina. Ia mengambil buku itu, ia merasa sangat kecewa, karena ternyata buku itu bukan buku komunis seperti yang dia harapkan, melainkan Alkitab. Pada mulanya ia hendak melempar buku itu, tetapi kemudian ia berpikir tidak ada salahnya untuk membaca buku itu. Ia mulai membaca dan membaca, sampai pada suatu saat tanpa ia sadari Roh Tuhan mulai bekerja dalam hatinya yang keras dan akhirnya di dalam selnya Roger Arienda bertelut serta membuka hatinya untuk Yesus Kristus. Sungguh ajaib, sejak saat itu kelakuannya berubah dengan drastis, ia mulai menampakkan cinta kasih yang tadinya tidak pernah ia miliki. Teman-temannya di penjara semua heran melihat perubahannya dan mereka bertanya bagaimana Roger dapat mengalami perubahan itu. Ia bersaksi tentang Kristus yang telah masuk ke dalam hatinya. Akhirnya, Roger Arienda menjadi seorang penginjil di penjara yang dihuninya, sebab banyak jiwa temannya ia bawa kepada Kristus. Pada hari Natal tahun 1980, Roger Arienda mendapatkan pengampunan dari presiden. Ia pulang ke kampung halamannya. Dalam jangka waktu satu minggu saja ia bersaksi tentang Yesus Kristus yang mengubah hidupnya kepada sanak keluarganya di kampung, sehingga 36 jiwa kaum kerabatnya dibawa kepada Kristus! Tuhan terus memakai Roger Arienda menjadi seorang penginjil yang terkenal di Filipina.
Minta dan terimalah hati dan roh yang baru dari Tuhan,  karena Tuhan tidak pernah memaksa manusia dengan kekerasan untuk berjalan menurut kehendakNya, melainkan menyadarkan manusia untuk mengikuti-Nya. Pemulihan (pertobatan) adalah karya agung dari Tuhan sesuai dengan janji-Nya dan kita mengikuti sesuai aturan-Nya. Maka kita akan diberkati. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini