Renungan Harian: Kamis, 23 April 2015.


Yudas 1: 21
Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.

Secara umum, menunggu atau menanti adalah pekerjaan yang paling membosankan. Sebenarnya hal itu, tergantung kepada orang dan apa yang dilakukannya ketika sedang menunggu. Jika anda menunggu atau menantikan seseorang/sesuatu kira-kira apa yang anda lakukan? Apakah anda akan duduk diam dan berpangku tangan saja? Jika demikian halnya, sangat tepatlah apa yang dikatakan banyak orang: “Menunggu adalah Pekerjaan Yang Sangat Membosankan”. Tetapi, jika kita melakukan dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penantian tersebut, pasti menunggu/menanti itu tidak akan membosankan.

Ketika kita mendapat informasi tentang tamu yang akan datang berkunjung ke rumah kita. Apa yang akan anda kerjakan? Pasti kita akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Misalnya, mempersiapkan kebersihan rumah, walaupun membersihkan rumah sudah menjadi kegiatan rutinitas setiap hari, tetapi kedatangan tamu akan membuat kita akan memeriksa kembali apakah ada yang masih kurang bersih atau kurang rapi. Lain halnya lagi, jika tamu akan menginap maka kita akan mempersiapkan kamar bagi mereka, mengganti sprei dan sarung bantal, menyediakan selimut dan bahkan menyemprotkan Parfum di ruangan kamar agar kamar tersebut wangi. Dalam hal makanan, jika kita mengetahui makanan kesukaan tamu tersebut, maka kita akan menyediakan makanan kesukaannya. Dan akhirnya, jika segala persiapan semuanya selesai, kita menantikan tamu tersebut dengan duduk di ruang tamu, sambil memperhatikan dan memeriksa apa lagi yang kurang dan atau yang belum beres. Artinya tidak pakum melainkan tetap aktif bekerja.

Tidak sedikit orang memiliki tujuan hidupnya hanya berfokus pada hal-hal materi atau harta duniawi. Rata-rata orang ingin sukses kehidupannya hanya dalam arti memiliki banyak harta kekayaan di dunia ini. Karena itu, banyak orang yang menjadi salah faham dan salah merumuskan tentang arti hidup yang sebenarnya. Jika pemahaman kita tentang sukses hanya karena banyak mengumpulkan harta duniawi, pasti hidup kita menjadi ambisius dan materialistis. Menjadikan dan menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan hidup dengan mengumpulkan harta kekayaan tanpa memperhatikan ajaran agama atau Firman Tuhan. Harus kita ingat, mereka yang ingin kaya akan terjatuh ke dalam pencobaan ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka (1 Tim 6: 9-10).

Tujuan hidup orang yang percaya adalah untuk menerima hidup yang kekal yaitu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. Untuk itu, Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Mendapatkan hidup yang kekal berarti bagaikan mengikuti suatu pertandingan yang harus dimenangkan dengan membutuhkan konsistensi iman dan pengharapan kita. Di dalam 2 Timotius 4: 7 dikatakan: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman”.
Penantian kita akan rahmat Tuhan dan hidup kekal tentu harus ada pemeliharaan iman dan mempunyai pemahaman hidup secara rohani. Jika menantikan tamu saja kita perlu mempersiapkan segala sesuatu beberapa lama waktunya, apalagi menantikan rahmat Tuhan dan hidup kekal. Waktu menantikan rahmat Tuhan dan hidup yang kekal itu harus kita isi dengan berbagai persiapan yang harus kita kerjakan secara sungguh-sungguh. Firman hari ini mengajak kita bahwa dalam penantian akan rahmat Allah dan hidup yang kekal itu harus senantiasa memelihara diri dalam kasih Allah. Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Memelihara berarti mepersiapkan dan mengerjakan segala sesuatu yang diperlukan terhadap apa yang kita nantikan. Dalam perjalanan hidup kita dalam kasih-Nya, kita harus menjaga kekudusan hidup kita dengan melakukan sesuai dengan keinginan Tuhan dan mengatakan tidak terhadap godaan dan hasutan si iblis. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini