Renungan Harian: Jumat, 10 Januari 2014.
Mazmur 103: 13
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Jika seorang anak yang lapar meminta makan pasti orangtuanya memberi makanan dan bukanlah batu. Ini merupakan perumpamaan perbandingan kebaikan Bapa di Sorga yang melebihi kasih yang ada pada manusia. Memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya yang meminta adalah jawaban doa yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Allah. Apa yang terbaik, Tuhan selalu sediakan bagi kita seturut dengan kehendak-Nya.
Kasih Allah digambarkan dengan kasih sayang seorang bapa kepada anak-anaknya. Jika kita membahas tentang kasih namun jika tidak ada pengorbanan itu tidak benar. Mengasihi identik dengan pengorbanan (Bnd. Yoh. 3: 16). Kasih sayang seorang bapa terhadap anaknya harus ada pengorbanan. Berkorban untuk anak-anaknya seperti bekerja dengan tekun untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Pada sisi yang lain, jika si anak sudah menjadi dewasa harus tahu dan mau menghargai orangtua, sebab jika si anak menghargai apa yang dilakukan orangtuanya, maka orangtua juga akan semakin bergiat lagi untuk mencari dan memberikan kebutuhan anak-anaknya.
Kita tidak akan menerima Kasih Allah, jika kita tidak takut akan Dia. Namun, harus kita ingat bahwa: Apa yang kita miliki, itu adalah berkat Tuhan yang diberikan-Nya melalui pekerjaan yang diberikan-Nya juga kepada kita masing-masing. DIA sangat menyayangi orang yang takut dan mengandalkan Dia sebagai Tuhan dan Raja juga sebagai sumber berkat dan karunia. Jika kita anak-Nya begitu bangga punya Bapa yaitu Tuhan Allah, tidakkah Bapa juga bangga punya anak seperti kita yang hidup berkenan di hadapan-Nya? Marilah kita hidup selalu menyenangkan hati Allah Bapa dalam segala perkataan dan perangai kita. Hidup ini adalah merupakan kasih karunia Tuhan bagi setiap orang yang mensyukurinya, oleh karena itu takutlah akan Tuhan. Semakin takut kepada Tuhan, maka kita juga akan semakin disayangi dan diberkati-Nya. Amin.
Mazmur 103: 13
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Jika seorang anak yang lapar meminta makan pasti orangtuanya memberi makanan dan bukanlah batu. Ini merupakan perumpamaan perbandingan kebaikan Bapa di Sorga yang melebihi kasih yang ada pada manusia. Memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya yang meminta adalah jawaban doa yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Allah. Apa yang terbaik, Tuhan selalu sediakan bagi kita seturut dengan kehendak-Nya.
Kasih Allah digambarkan dengan kasih sayang seorang bapa kepada anak-anaknya. Jika kita membahas tentang kasih namun jika tidak ada pengorbanan itu tidak benar. Mengasihi identik dengan pengorbanan (Bnd. Yoh. 3: 16). Kasih sayang seorang bapa terhadap anaknya harus ada pengorbanan. Berkorban untuk anak-anaknya seperti bekerja dengan tekun untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Pada sisi yang lain, jika si anak sudah menjadi dewasa harus tahu dan mau menghargai orangtua, sebab jika si anak menghargai apa yang dilakukan orangtuanya, maka orangtua juga akan semakin bergiat lagi untuk mencari dan memberikan kebutuhan anak-anaknya.
Kita tidak akan menerima Kasih Allah, jika kita tidak takut akan Dia. Namun, harus kita ingat bahwa: Apa yang kita miliki, itu adalah berkat Tuhan yang diberikan-Nya melalui pekerjaan yang diberikan-Nya juga kepada kita masing-masing. DIA sangat menyayangi orang yang takut dan mengandalkan Dia sebagai Tuhan dan Raja juga sebagai sumber berkat dan karunia. Jika kita anak-Nya begitu bangga punya Bapa yaitu Tuhan Allah, tidakkah Bapa juga bangga punya anak seperti kita yang hidup berkenan di hadapan-Nya? Marilah kita hidup selalu menyenangkan hati Allah Bapa dalam segala perkataan dan perangai kita. Hidup ini adalah merupakan kasih karunia Tuhan bagi setiap orang yang mensyukurinya, oleh karena itu takutlah akan Tuhan. Semakin takut kepada Tuhan, maka kita juga akan semakin disayangi dan diberkati-Nya. Amin.
.jpg)
Komentar
Posting Komentar