Renungan Harian:   Selasa, 7 Januari 2014.

Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.

Setiap saat seiring dengan berjalannya waktu, sebagai orang yang percaya kita senantiasa dalam peperangan, yaitu "Perang Rohani" untuk mengalahkan yang yang jahat dengan kebaikan. Dalam medan peperangan sangat  dibutuhkan siasat perang dan alat untuk berperang. Persiapan dan perlengkapan yang cukup matang serta secara fisik dan yang lainnya. Alkitab membahas tentang perlengkapan-perlengkapan rohani agar orang percaya memilikinya persiapan dan perlengkapan untuk mengadakan sebuah perlawanan terhadap musuh yang akan dihadapi.

Musuh yang kita hadapi bukanlah orang lain tetapi segala tipu muslihat iblis yang menjatuhkan bahkan membuat manusia saling membenci dan saling menghancurkan. Pakailah ikat pinggang kebenaran karena iblis adalah nenek moyang dari segala sumber kejahatan. Berbajuzirah keadilan sebagai perisai yang melindungi hati kita dari dakwaan si jahat. Kemanapun kita melangkah, beritakanlah Injil damai sejahtera. Banyak orang yang tidak mau dan takut melangkah memberitakan Injil, karena selain diperlukan komitmen, pasti ada halangan-halangan lain yang menghadang. Tetapi dengan meminta kekuatan dari Dia yang mengutus kita akan menyertai para Pemberita Injil sampai akhir zaman.

Bajuzirah adalah suatu perlengkapan perang yang berfungsi untuk melindungi bagian tubuh perut sampai dada dari serangan musuh. Melindungi organ tubuh manusia yang yang sangat berharga yang menyangkut nyawa manusia misalnya melindungi leher, jantung dan paru-paru. Dalam peperangan rohani, umat percaya juga harus memakai bajuzirah tetapi bukan secara jasmani seperti dimaksudkan di atas. Bajuzirah yang dimaksudkan adalah KEADILAN. Keadilan yang dimaksud adalah yang menyangkut dengan kebenaran Firman Tuhan. Rasul Paulus mengatakan salah satu perlindungan diri terhadap serangan Iblis adalah dengan berbajuzirahkan keadilan. Kita harus memiliki sikap seperti seorang hakim yang adil. Dalam kasus di pengadilan, seorang hakim yang adil dapat melihat dan memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Memiliki sikap hati yang tegas dan tidak bertoleransi dengan dosa. Tidak plinplan terhadap kebenaran. Tahu dengan jelas mana yang benar, mana yang salah, dan berani mengatakannya. Yang benar harus kita katakan benar, yang salah harus kita katakan salah. Amin. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini