Renungan Harian: Sabtu, 18 Januari 2014.

Yohanes 15: 9 + 11
Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

Tuhan Yesus mengajar para murid-Nya tentang kasih Bapa tidak pernah "pilih buluh" dan me­merintahkan mereka untuk hidup dalam saling mengasihi, seperti Bapa mengasihi Anak dan Anak mengasihi Bapa. Adapun tujuan dari saling mengasihi adalah untuk mencapai sukacita yang penuh atau sempurna. Ajaran Tuhan Yesus ini melekat dalam kepribadian para Rasul, sehingga merekapun dapat bersikap bijaksana dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh nyata, Rasul Yakobus, dengan tegas mengingatkan anggota jemaat Gereja Mula-mula agar tidak menimbulkan kesulitan bagi anggota-anggota baru, tetapi sebaliknya justru membantu mereka untuk dapat hidup sesuai dengan perintah Allah yaitu agar saling mengasihi satu sama lainnya.

Dengan Firman pagi ini, sebenarnya kita sedang mengumandangkan bahwa tidak ada di dunia ini yang dapat membuat kita bersukacita selain Tuhan Yesus. Bahkan berkat yang berlimpah tidak akan bisa menggantikan sukacita kita oleh karena Tuhan Yesus. Sukacita kita menjadi penuh karena kita mempunyai hak istimewa menjadi sahabat-sahabat Yesus dan dapat mendengarkan suara-Nya. Menjadi sahabat Yesus juga membawa sebuah tanggung jawab untuk selalu mendengarkan suara-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Adalah menjadi satu kesalahan besar, jika kita mengaku sahabat Yesus tetapi tidak mau memberikan waktu untuk mendengarkan Dia (Firman-Nya) sebagai sahabat. Sebagai sahabat-sahabat Yesus, kita mengemban tanggung jawab untuk melakukan perintah-Nya, yaitu hidup untuk saling mengasihi, seperti Dia yang telah mengasihi kita terlebih dahulu bahkan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Tuhan Yesus yang telah mengangkat kita sebagai sahabat-Nya, adalah juga pemegang segala kuasa di sorga dan di bumi, telah memberi perintah penting kepada kita para sahabat-Nya, yaitu bertanggung jawab mengasihi Tuhan dan untuk saling mengasihi sesama manusia. Mengasihi bukan dengan perkataan, melainkan dengan perbuatan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Siapakah sesama manusia? Setiap orang yang berhubungan denganmu dalam hidup sehari-hari, itulah sesamamu manusia. Kasihilah mereka. Bantulah orang-orang yang patut untuk dibantu, karena dengan cara demikianlah hidup kita berada dalam Yesus Kristus (Bnd. Gal. 6: 2). Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini