2. JANGAN KECUT DAN JANGAN RENDAH DIRI
Pemulung Sampah Jadi Sarjana.
Waktu adalah ciptaan Tuhan Allah. Perlu kita ingat, setinggi-tingginya ilmu pengetahuan seseorang apalagi kita telah memasuki Revolusi Industri 4.0 (yang keempat) manusia atau apapun itu ciptaan lainnya tidak bisa menciptakan waktu. Sekali lagi, waktu adalah ciptaan Tuhan Allah yang diberikan kepada ciptaan-Nya agar dapat dipergunakan dengan baik. Waktu itu anugerah Tuhan Allah kepada manusia dan ciptaan lainnya. Orang yang yang tidak mempergunakan waktunya dengan baik berarti tidak memakai anugerah Tuhan Allah dengan baik. Untuk itu pergunakanlah waktu itu dengan baik supaya kita diberkati Tuhan Allah.
Berikut ini kisah seorang anak yang memakai waktu dengan baik.
Menghabiskan waktu masa kecil dengan mengumpulkan sisa sampah botol plastik kosong tidak membuat seorang pria asal Filipina ini berhenti meraih mimpi. Meskipun tidak menyangka, dia telah berhasil mengenakan toga dan lulus dari suatu universitas, namanya adalah Jeb Baclayon Bayawon (asa hatop manjaha goarna i, dok ma: Bayon).
Dia berfikir, saya akan mengumpulkan sampah dan botol plastik kosong sepanjang hidupnya. Karena menurutnya hal itu telah menjadi bagian hidupnya. Ternyata tidak. Itu semua berubah setelah dia mau hidupnya berubah dan mengambil kesempatan untuk mengejar pendidikan melalui bantuan yayasan yang didanai pihak asing. Sepuluh tahun setelah ia mendapat kesempatan, Bayawon berhasil mengenakan toga dengan sesama lulusan Universitas Negeri Mindanao, pada Juni 2018.
Seperti dipaparkan pada Rappler*, Bayawon yang berusia 23 tahun berbagi kisahnya dalam sebuah wawancara bahwa jalan menuju mendapatkan gelar sarjana dilaluinya dengan berbagai rintangan. Salah satunya adalah hidup di tempat pembuangan sampah.
"Saya dibesarkan di tempat pembuangan sampah di mana saya memulung sampah dan botol plastik yang bisa didaur ulang untuk membantu orangtua dalam mencari nafkah. Kami menjual barang bekas dan botol ke toko-toko penampungan barang bekas," kenang Bayawon. Anak ini akan mengais-ngais sisa makanan di tempat sampah dan memasaknya lagi di rumah. Terlepas dari situasinya ketika itu sebagai pemulung, ayahnya menanamkan pikiran dan perjuangan yang keras di benaknya bahwa pendidikan harus tetap menjadi yang prioritas.
"Ayah selalu menyarankan saya untuk pergi ke sekolah. Tapi ketika saya masih SD, beberapa teman sekelas menyindir saya tentang tempat tinggal saya di pembuangan sampah dan tidak memiliki kebersihan yang layak seperti mereka. Setiap kali saya membuka bekal makanan saat jam istirahat, mereka meringis karena tahu bahwa itu berasal dari sampah," cerita Bayawon. (Kisah cerita dari: Wolipop. Rabu, 11 Jul 2018 07:42 WIB).
(*Rappler adalah sebuah situs web berita.)
Hah....
Jangan kecut dan jangan rendah diri. Tuhan itu baik bahkan maha baik. Yang tidak mungkin menurut cara pandang manusia, tapi bagi Tuhan Tidak Ada Yang Mustahil (Bnd. Luk. 1: 37). Marilah datang kepada Yesus Kristus berilah hidup dan kehidupanmu diubah oleh-Nya seturut dengan Firman-Nya. Kiranya cerita ini berguna bagi para Netizen terutama sahabat FB. Selamat Pagi dan Selamat beraktivitas. Tuhan Memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini